IDXChannel - Penerapan batas harga minyak Rusia berdampak bagi perekonomian negeri Beruang Merah.
Rusia termasuk negara yang cukup bergantung pada pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil.
Uni Eropa telah mengambil langkah besar sepanjang tahun lalu untuk menghentikan ketergantungannya pada impor bahan bakar dari Rusia. Ini dilakukan untuk menghentikan pembiayaan perang Rusia-Ukraina.
Mengutip Reuters (11/01/23), pada 2022, produksi minyak Rusia naik 2% menjadi 535 juta ton atau setara 10,7 juta barel per hari (bpd), sementara ekspor melonjak 7,5%.
Produksi diperkirakan turun 5% hingga 7% pada awal 2023 sebagai tanggapan atas pembatasan harga produk mentah dan olahan Rusia.
Sementara Oil Price melaporkan di awal Januari lalu, ekspor minyak mentah Rusia secara keseluruhan melalui laut turun 117.000 bpd dengan basis rata-rata empat minggu menjadi 2,61 juta bpd selama empat minggu terakhir tahun 2022.
Rugi Bandar
Tingginya harga minyak pada 2022 sempat membuat sempat Rusia mendapat durian runtuh di pertengahan tahun lalu.
Namun, rejeki Rusia kian sedikit setelah Eropa memberlakukan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil yang didorong oleh batas harga.
Dilaporkan oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), pendapatan Rusia dari ekspor bahan bakar fosil turun 17% pada bulan Desember tahun lalu. Ini merupakan ke level terendah sejak dimulainya invasi besar-besaran negara itu ke Ukraina.
Menurut Statista, pendapatan ekspor minyak mentah Rusia hanya mencapai 379,2 juta Euro per hari, turun dari bulan sebelumnya 427,9 juta Euro per hari. (Lihat grafik di bawah ini.)
Menurut CREA, larangan konsumsi minyak Rusia beserta pembatasan harga berpotensi membebani ekonomi rusia sekitar 160 juta Euro per hari atau setara Rp2,6 triliun.
Sebelumnya, penurunan volume ekspor dan harga minyak Rusia berpotensi memangkas pendapatan ekspor negara tersebut sebesar EUR 180 juta per hari.
Namun, Rusia berhasil mengurangi kerugian sekitar EUR 20 juta per hari dengan meningkatkan ekspor produk minyaknya ke beberapa negara di luar Eropa.
Berdasarkan data CREA, penurunan ekspor minyak mentah Rusia sebesar ini sebesar 12% dan penurunan harga jual sebesar 23% dan menyebabkan penurunan pendapatan minyak mentah Rusia sebesar 32% pada akhir Desember lalu.