IDXChannel - Guna mendukung kinerja diplomasi di tahun 2022, Kemenlu telah mendapatkan pagu anggaran sejumlah Rp 8,05 T dengan komposisi 46% untuk Belanja Pegawai, 25% untuk Belanja Barang NonOperasional, 17% untuk Belanja Barang Operasional dan 12% untuk Belanja Modal. Anggaran ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan diplomasi Indonesia, yang dituangkan secara rinci dalam dokumen perencanaan yang berkualitas, berbasis kinerja, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan pentingnya komitmen Kepala Perwakilan RI dan seluruh Pelaksana Fungsi untuk bekerjasama dalam menyusun anggaran dan program kerja yang mendukung prioritas nasional dan 5 prioritas politik luar negeri Indonesia serta merefleksikan kemajuan pelaksanaan diplomasi Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam kesempatan pembukaan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan dan Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Perwakilan RI Tahun Anggaran 2022 yang diselenggarakan secara virtual (27/09/2021).
Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menghimbau seluruh Perwakilan RI untuk berkinerja optimal dan efisien di tahun 2022 di berbagai sektor strategis guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Penyusunan dan pembahasan rencana kerja dan anggaran juga melibatkan keikutsertaan Satuan Kerja (Satker) regional untuk sinkronisasi program kerja, tidak ada duplikasi program dan fokus kepada program prioritas pembangunan nasional (ProPN).
Selama masa pandemi Covid-19, upaya diplomasi yang dilakukan oleh Perwakilan telah dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia secara luas, diantaranya adalah Diplomasi Vaksin yang berhasil mengamankan ketersediaan vaksin Covid-19 untuk masyarakat Indonesia dan memastikan kesetaraan akses terhadap vaksin serta upaya menciptakan kemandirian produksi vaksin di dalam negeri, Diplomasi untuk pemulihan ekonomi nasional melalui program relokasi perusahaan asing ke Indonesia, Diplomasi Pelindungan WNI di luar negeri melalui pemberian bantuan sosial dan program evakuasi, serta Diplomasi Indonesia di Kawasan regional dan global, mulai dari isu strategis di ASEAN hingga isu rivalitas di kawasan Indo-Pasifik.
"Kinerja Diplomasi kita terlaksana ditengah keterbatasan, untuk itu seluruh unsur pelaksana diplomasi harus bekerjasama dan berkolaborasi dalam melaksanakan program kerja serta adaptif dan fleksibel dengan dinamika global” kata Retno sebagaimana dikutip di laman Kementerian Luar Negeri RI (28/9/2021).