Tangguh Yudha
IDXChannel - Semen Merah Putih menegaskan komitmennya untuk berkontribusi dalam mendukung infrastruktur hijau di Indonesia. Salah satunya, diwujudkan dengan menghadirkan produk berteknologi water repellent dan rendah emisi.
Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma, mengatakan selain ikut mensuplai semen di berbagai proyek nasional, pihaknya juga menghadirkan inovasi produk yang mengusung konsep sustainability atau berkelanjutan. Dia mengklaim kehadiran inovasi ini merupakan yang pertama kali di Indonesia.
"Semen merah putih ini sudah ada 13 tahun, dari 2012. Kita ikut sumbang, ikut suplai di proyek-proyek negara juga, jadi dari situ, kita juga punya inovasi-inovasi produk yang mengusung sustainability. Di Indonesia belum ada semen yang punya water repellent teknologi, kita punya. Satu-satunya di Indonesia, pertama di Indonesia, satu-satunya semen dengan water repellent teknologi," ujarnya dalam media gathering yang digelar di Jakarta Pusat pada Jumat (7/11/2025).
Nyiayu menjelaskan, teknologi water repellent pada produk Semen Merah Putih Water Shield bekerja seperti efek daun talas yang mampu menolak air. Dengan teknologi ini, dinding bangunan menjadi lebih terlindungi dari rembesan hujan maupun kelembapan tanah, yang biasanya menyebabkan bercak coklat atau jamur.
"Kalau dindingnya kena hujan, rembes air, pakai semen kita, enggak. Biasanya dari tanah, ada bercak-bercak gitu tuh, coklat-coklat di dinding itu, kalau pakai Semen Merah Putih Water Shield, kita expect semennya sudah punya proteksi dari awal," kata dia.
Selain teknologi Water Shield, Semen Merah Putih juga menghadirkan semen hidrolis dengan clinker factor lebih rendah, yang membuatnya lebih ramah lingkungan dibandingkan semen tipe konvensional seperti OPC (Ordinary Portland Cement). Menurutnya, inovasi ini telah digunakan secara masif di Batam.
"Itu sudah dipakai di Batam, 100 persen semen kami yang kami supply ke Batam itu menggunakan semen hidrolis, semen merah putih fleksibel, yaitu sustainability sekali, karena blinker faktornya lebih rendah," kata Nyiayu.
Meski lebih rendah emisi, semen hidrolis ini tetap memenuhi standar kekuatan dan parameter konstruksi yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur.
"Clinker factor adalah bahan utama yang menyebabkan emisi karbon di industri semen. Jadi, dengan mengurangi clinker factor, kami juga mengurangi emisi karbon," ujar dia.
(NIA DEVIYANA)
