“Setelah sukses melakukan modifikasi desain LPD pada KRI Banda Aceh-593, PAL menjawab tantangan user melalui inovasi, dengan menghadirkan desain kapal jenis LPD yang berfungsi sebagai kapal rumah sakit,” tutur Rariya.
Ditambahkannya, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 merupakan kapal BRS pertama dibangun di Indonesia, yang mana dari proses desain hingga produksinya dilakukan secara mandiri oleh PT PAL Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah mempunyai kapal bantu rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 hasil alih fungsi dari KRI Tanjung Dalpele-972 yang dibeli dari Korea.
“Demi mewujudkan kemandirian alutsista nasional, PAL berhasil mengembangkan inovasi dalam memenuhi kebutuhan armada TNI Angkatan Laut,” ungkap Rariya.
Proses pembangunan kapal BRS ke-2 ini disebut Rariya telah memakan waktu selama 32 bulan. Sebagaimana diketahui, pada awal tahun 2020 pandemi COVID-19 telah meluluhlantakkan berbagai sektor bisnis di dunia, tak luput di Indonesia. Pandemi ini telah menyita banyak pikiran, energi pun tenaga, sekaligus menuntut kita semua untuk beradaptasi dengan ketidakpastian yang diakibatkan.
PAL sebagai industri manufaktur, katanya, dalam proyek ini tentunya melibatkan kolaborasi bersama mitra global yang cukup besar, baik material hingga peralatan. Dengan adanya berbagai kebijakan seperti pembatasan bepergian, impor-ekspor barang di seluruh dunia pada beberapa periode waktu.