Raja properti di Asia ini harus bisa mengurangi tumpukan utang yang terus tumbuh 5 persen hingga mencapai USD301,6 miliar pada tahun lalu.
“Krisis utang Evergrande semakin cepat,” kata Shen Chen, dari Shanghai Maoliang Investment Management.
Investor khawatir terhadap krisis keuangan di Evergrande dan akan mendorong lembaga keuangan untuk memotong pendanaannya dan menuntut pembayaran pinjaman segera.
Pada tahun lalu, Perusahaan raksasa properti China, Evergrande Group, tengah mencari pendanaan lewat penjualan saham sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk melunasi utangnya.
Perusahaan properti itu memiliki utang terbesar di dunia ini berencana menjual 490 juta saham lewat mekanisme top-up placement dengan tawaran harga sekitar HK$ 16,5-HK$ 17,2. Itu terdiskon 14,7 persen dari harga penutupan terakhir perdagangan saham Evergrande. (RAMA)