IDXChannel - Ekonom, Co Founder dan Dewan Pakar ISED (Institute of Social Economic Digital) Ryan Kiryanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2022 sebesar 5,7% secara tahunan, salah satunya diuntungkan dari adanya kenaikan harga komoditas.
"Dari leading economic sector sangat atraktif, pertama industri, pertambangan, pertanian, perdagangan kemudian konstruksi, yang mana lima sektor dominan ini adalah selain padat modal juga padat karya," ujar Ryan dalam Market Review IDXChannel, Selasa (8/11/2022).
Ryan mejelaskan sektor pertambangan cukup diuntungkan dari adanya konflik Rusia-Ukraina yang membuat harga batu-bara melonjak. Hal tersebut menjadi penyumbang dalam komposisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
"Memang ada windfall dari peningkatan harga komoditas itu kebetulan kemarin kita juga ada perang, sehingga kebutuhan batu bara agak melonjak," sambungnya.
Menurutnya, ketika adanya Konflik Ukraina - Rusia, pasokan gas dari Rusia yang mejadi sumber energi berapa negara menjadi terhambat. Terutama negara-negara yang berselisih dengan Rusia.
"Ketika ada perang memaksa beberapa negara maju di Eropa menggunakan batu bara untuk menopang kegiatan operasional mereka karena Rusia melakukan boikot pengaliran distribusii gas ke beberapa negara Eropa yang bersebrangan," kata Ryan.
Badan Pusat Statistik (BPS) meliris pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2022 yang tumbuh 5,72%, dari sisi pengeluaran pertumbuhan terbesar terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 19,57%.
"Kalau perang itu selesai, apapun nanti bentuk penyelesaianya, entah gencatan senjata, revolusi damai, maka akan terjadi stabilitasasi harga komoditas di pasar dunia, nah tentu pemerintah mulai harus berhitung," kata Ryan.
"Kuncinya adalah bagaimana kesepakatan negara eksportir minyak dunia yang terhimpun dalam OPEC menstabilisasi harga yang ideal," pungkasnya. (NIA)