Perkiraan ini "akan menunjukkan lonjakan pertumbuhan terakhir sebelum ekonomi Rusia mulai melambat," kata Alex Isakov, ekonom Rusia di Bloomberg Economics.
Ia memperkirakan pertumbuhan Rusia akan melambat menjadi sekitar 2 persen pada paruh kedua tahun ini, dan mencapai 0,5 persen-1,5 persen pada tahun depan.
Pemerintah secara besar-besaran meningkatkan pengeluaran setelah invasi Februari 2022, menggelontorkan uang ke industri militer dan pertahanan serta bertindak untuk melindungi bisnis domestik dari dampak sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan Uni Eropa.
Hal itu menyebabkan ekonomi menjadi overheating hingga mencapai tingkat yang tidak pernah terjadi sejak sebelum krisis keuangan global 2008, menurut Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina, sebagai tanggapan atas lonjakan permintaan domestik yang sangat besar.
"Cadangan tenaga kerja dan kapasitas produksi hampir habis," kata Nabiullina.