Awal pekan ini, Perdana Menteri Li Qiang mengumumkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% di 2024, serupa dengan tahun lalu. Dia juga berjanji untuk mengubah model pembangunan negara tersebut yang sangat bergantung pada ekspor barang jadi.
China bergulat dengan pertumbuhan di bawah standar selama setahun terakhir di tengah krisis properti dan lambatnya pemulihan pasca-pandemi. Konsumen menunda belanja, perusahaan asing melakukan divestasi, produsen kesulitan mendapatkan pembeli, dan pemerintah daerah harus menghadapi beban utang yang sangat besar.
Pada awal 2024, surplus neraca perdagangan China meroket menjadi USD125,16 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan para analis sebesar USD103,7 miliar, serta USD75,3 miliar yang dicatat pada Desember. (WHY)