"Namun, pada dasarnya Sumut banyak kehilangan devisa di bulan Mei tersebut," pungkasnya.
Gunawan menjelaskan, harga minyak sawit mentah (CPO) pada bulan Mei 2022 berkisar antara MYR 6.000 hingga MYR 7.000 per ton-nya. Namun besaran devisa yang didapat sebagai daerah penghasil sawit tidak signifikan akibat kebijakan DMO dan DPO tersebut. Bahkan realisasi ekspor minyak hewan atau nabati pada bulan Mei 2022 anjlok 68.76%.
"Artinya disaat harga CPO lagi tinggi tingginya, ekspor Sumut malah jatuh. Sumut benar-benar dirugikan dengan kebijakan DMO/DPO minyak CPO sebelumnya," jelas Gunawan.
Sementara di bulan Juni 2022, terang Gunawan, harga CPO justru berada dalam tren turun, dari kisaran MYR 5.500 menuju MYR 4.500 per ton-nya. Di saat itu realisasi ekspornya justru bisa mendekati realisasi ekspor di April 2022.
Padahal relaksasi kebijakan pelonggaran ekspor belum sepenuhnya pulih. Tetapi realisasi ekspornya dalam nominal mengalami pemulihan, meskipun dalam bentuk kuantitas barang jumlahnya belum tentu mendekati atau sama dengan realisasi April sebelumnya.