Dibayangi Inflasi Tinggi
Meski angka pertumbuhan ekonomi tinggi, tantangan inflasi di sejumlah provinsi ini tak bisa diabaikan begitu saja.
Jika menengok kondisi inflasi di Yogyakarta, daerah istimewa ini masih mencatatkan inflasi tinggi. Pada Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 3,44 persen yoy dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,39.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,97 persen. Penyumbang lainnya yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,33 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,66 persen.
Di Jawa Timur, inflasi gabungan delapan kota di wilayah ini sepanjang Oktober 2023 mencapai angka 3,25 persen. Tingkat inflasi month to month (m-to-m) gabungan 8 kota di Jawa Timur pada bulan yang sama sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,89.
Beralih ke Jawa Barat, pada Oktober 2023, inflasi tahunan gabungan tujuh kota di negeri Pariangan ini sebesar 2,58 persen yoy dengan IHK sebesar 117,10.
Menurut Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Jabar Dudung Supriyadi, inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Cirebon sebesar 3,20 persen dan terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 2,27 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,25 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,13 persen.
Terakhir, inflasi gabungan kota di provinsi Jawa Tengah secara tahunan tercatat sebesar 2,81 persen yoy. Berdasarkan IHK dari gabungan 6 kota, tingkat inflasi di Jawa Tengah sepanjang Januari hingga Oktober 2023 berada di angka 2,17 persen.
Statistisi Ahli Madya BPS Jawa Tengah, Arjuliwondo menyampaikan, sejumlah komoditas memberikan andil tertinggi pada inflasi.
“Lima komoditas penyumbang inflasi terbesar yakni bensin dengan andil 0,066 persen. Disusul cabai merah 0,0453 persen, beras 0,0445 persen, cabai rawit 0,0393 persen, dan gula pasir 0,0131 persen,” ujarnya dalam rilis secara daring, Rabu(1/11/2023). (ADF)