Dalam program itu dilakukan efisiensi bisnis (merger BUMN), penerapan teknologi digital, hingga peningkatan kinerja agar dapat berkontribusi optimal bagi pendapatan negara.
Dia menyampaikan, transformasi adalah keharusan untuk menjadikan BUMN semakin sehat, tangguh, profesional, kompetitif dan berkelas dunia. Ini penting karena BUMN adalah benteng ekonomi dan lokomotif kemajuan bangsa.
"Agar BUMN dapat lebih optimal dalam melayani masyarakat, menjadi penyeimbang pasar, memberikan dampak sosial, dan menghasilkan pendapatan bagi negara," ujarnya.
Adapun buah dari hasil transformasi, salah satunya diukur dari pendapatan BUMN secara konsolidasi. Adapun pendapatan perseroan meningkat 18,8 persen pada 2020-2021, menjadi Rp2.295 triliun (USD160 miliar).
Sementara laba meroket 838 persen dari Rp13 triliun (USD892 juta) pada 2020 menjadi Rp124,7 triliun (USD9 miliar) pada 2021. Sedangkan, total aset hingga 2021 berada di posisi Rp8.978,1 triliun, naik 8 persen dari 2020.