Erick mencatat bahan baku dalam negeri yang diekspor dan diperuntukkan bagi industri asing hanya mendorong pertumbuhan ekonomi negara lain. Karena itu, dia memastikan saatnya Indonesia melakukan hilirisasi bahan baku SDA.
Untuk sektor pangan, pemerintah berupaya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Potensi SDA yang dimiliki Indonesia memungkinkan ambisi pemerintah bisa terwujud.
Hal serupa pun akan difokuskan pada ekonomi digitalisasi. Erick mencatat ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai angka Rp 4.500 triliun pada 2030. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
“Ketiga digitalisasi ekonomi. Ekonomi digital kita tahun 2030 akan mencapai 4500 triliun, angka yang luar biasa, ini potensi yang merupakan terbesar di Asia tenggara untuk digital ekonominya 40 persen,” kata dia.
Aspek terakhir adalah ekonomi dan keuangan syariah yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan makro ekonomi nasional. Erick menegakkan pemerintah terus mendorong ekonomi syariah agar tumbuh dan berkembang, bahkan menjadi pemain utama global.
“Jika shalat tiang agama, maka ekonomi syariah adalah salah satu tiang pertumbuhan negara kita. Sebagai negara dengan muslim terbesar di dunia, sudah waktunya ekonomi syariah bangsa kita memimpin paling depan,” tuturnya.
(FRI)