Bahkan, pemerintah akan mengalihkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tadinya digunakan untuk kendaraan roda empat dan dua menjadi bahan baku dalam industri petrokimia.
"Ketika banyak mobil listrik, motor listrik, banyak juga pembangunan yang lainnya, ada power-nya, ada mobil listriknya, jadi kan kita harapan apa pengurangan impor BBM, salah. Kenapa tidak dikurangi? Karena apa, tadinya konsumsi yang kita pakai di mobil, motor, dll, itu nanti shifting ke petrochemical," katanya.
Dia memperkirakan, penggunaan bahan bakar berbasis fosil untuk konsumsi kendaraan dan rumah tangga menjadi berkurang hingga 50 persen, lantaran masifikasi penggunaan kendaraan listrik. Pengurangan itupun dialihkan ke industri petrokimia.
"Artinya produksi minyak tidak boleh turun, paling tidak harus stabil. Kalau nanti kebutuhan motor mobil dll, rumah listrik dan segala berkurang 50 persen, tapi petrochemical naik. Kita ada hasilnya, dan itu untuk meningkatkan produksi kita," ucap dia.
(DES)