sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Erick Ungkap Bahaya Jika Pembangunan Industri Baterai Mobil Listrik Tak Sesuai Target

Economics editor Suparjo Ramalan
18/09/2021 15:30 WIB
Awal pembangunan industri baterai kendaraan listrik tersebut dijadwalkan dimulai di kuartal IV-2021 dan akan selesai pada semester 1- 2023.
Awal pembangunan industri baterai kendaraan listrik tersebut dijadwalkan dimulai di kuartal IV-2021 dan akan selesai pada semester 1- 2023.  (Foto:MNC Media)
Awal pembangunan industri baterai kendaraan listrik tersebut dijadwalkan dimulai di kuartal IV-2021 dan akan selesai pada semester 1- 2023. (Foto:MNC Media)

IDXChannel - Tindak lanjut pembangunan industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) terus dibahas pemerintah. Awal pembangunan mega proyek tersebut dijadwalkan dimulai di kuartal IV-2021 dan akan selesai pada semester 1- 2023. 

Sementara itu, produksi massal sel baterai di fasilitas baru akan dimulai pada semester I-2024. Meski demikian, Menteri BUMN Erick Thohir mencatat jika pembangunan EV Baterai meleset dari perkiraan atau jadwal, maka pada 2030 mendatang Indonesia akan tertinggal dengan negara-negara lain di sektor tersebut. 

"Karena waktunya transformasi ya, kalau tadi mobil listrik hanya dari tahun 2023-2026, kalau kita meleset, di 2030 jika lagi tinggi-tungginya, kita cuman kasih tangan," ujar Erick, Sabtu (18/9/2021). 

Usai melakukan groundbreaking, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah Menteri melakukan pertemuan khusus di Istana Bogor, Jumat (17/9/2021), perihal membahas kesiapan teknis pembangunan EV Baterai. 

Pertemuan tersebut dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

Persiapan teknis yang dibahas meliputi persiapan tambang, smelter, recycle baterai, mobil, motor, hingga insentif fiskal dan non fiskal. Erick menyebut, salah satu poin yang dikaji adalah perlu tidaknya parkir kendaraan listrik mendapat insentif pemerintah. 

"Kita membahas mulai tambangnya, smelter-nya, baterainya, mobilnya, motornya, recycle baterainya, track-nya, sampai insentif fiskal dan non fiskal. Kalau non fiskal itu sampai parkirnya dapat insentif tidak?," katanya. 

Erick menyebut sudah saatnya Indonesia melakukan reposisi dan bangkit dari persaingan global. Mengutip arahan Kepala Negara, Erick mengingatkan, Indonesia jangan sampai kehilangan kesempatan berikutnya. 

Karena itu, pembangunan industri baterai kendaraan listrik akan dimaksimalkan pemerintah agar mampu berkompetisi di pasar global. 

"Kalau memang pada saat Covid ini yang tepat bagi Indonesia mereposisi, harus bangkit daripada persaingan global. Salah satunya, di industri baterai listrik ini, apalagi kita terbesar produsen nikel," katanya. 

"Yang Pak Presiden sampaikan sudah sejak lama boomingnya kita lewat, booming perkayuan kita lewat, yang ini kita tak mau lewat lagi," lanjut dia. (TIA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement