Sementara tantangan kedua yaitu masalah keekonomian lantaran teknologi injeksi CO2 biasanya membutuhkan biaya yang lebih mahal. Sehingga dalam pengembangan teknologi CCS ini perlu memikirkan upaya untuk menekan biaya injeksi CO2 agar lebih ekonomis namun kualitasnya tetap terjaga untuk menjamin tidak terjadi kebocoran.
"Nah gimana supaya ini bisa tetap ekonomis. Kalau diperlukan, pemerintah akan evaluasi untuk diberikan insentif," imbuhnya.
Diungkapkan Tutuka, pihaknya masih terus membahas mengenai solusi untuk menghadapi tantangan dari sisi teknis dan ekonomis tersebut seiring pengembangan teknologi CCS yang terus berjalan.
Pemerintah menargetkan reservoir yang tersedia di Indonesia bisa dimanfaatkan oleh industri dalam negeri dan luar negeri atau crossborder. Saat ini tengah disusun payung hukumnya yang akan tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres).
"Untuk yang CCS, kita coba bisa sumber CO2 dari luar negeri yang disebut crossborder. Sekarang sedang dibuat Perpres-nya semacam impor CO2 bagi negara yang membutuhkan untuk disimpan di dalam negeri (Indonesia)," tukasnya.
(SLF)