"Untuk saat ini perseroan tetap fokus di dalam negeri. Perseroan berupaya menambah volume pasokan ke PLN serta terus memperluas pasar domestik," tambah Erry.
Kinerja keuangan kuartal I-2022 menunjukkan CNKO mampu mengantongi pemasukan dari penjualan batu bara sebesar Rp339,37 miliar. Realisasi itu tumbuh 24,55% dibandingkan periode sama tahun 2021 senilai Rp272,47 miliar.
Sayangnya, serangkaian beban yang membengkak membuat perseroan masih membukukan rugi sebesar Rp10,58 miliar selama tiga bulan pertama, lebih rendah dari posisi yang sama tahun lalu di Rp21,78 miliar.
Salah satu faktor yang membuat beban CNKO naik adalah adanya kenaikan biaya pembelian senilai Rp259,03 miliar, dan saldo awal tahun Rp23,56 miliar.
Ke depan, perseroan masih mencermati potensi pertumbuhan industri batu bara di tengah lonjakan harga akibat permintaan global. Namun, risiko kelangkaan di tingkat domestik turut menjadi perhatian.