sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Freeport Indonesia Proyeksi Produksi 2025 Tak Capai Target Imbas Dua Insiden Besar

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
24/11/2025 12:27 WIB
Dirut Freeport Indonesia memproyeksi produksi dan penjualan tembaga dan emas perusahaan tak capai target imbas dua insiden besar.
Freeport Indonesia Proyeksi Produksi 2025 Tak Capai Target Imbas Dua Insiden Besar. (Foto: Tangkapan Layar Youtube DPR RI)
Freeport Indonesia Proyeksi Produksi 2025 Tak Capai Target Imbas Dua Insiden Besar. (Foto: Tangkapan Layar Youtube DPR RI)

IDXChannel - PT Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksi kinerja produksi dan penjualan pada akhir 2025 tidak akan mencapai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) akibat terjadi dua insiden besar.

Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan dua insiden besar tersebut ialah kebakaran yang terjadi di Smelter PTFI di semester I-2025, dan longsornya tambang Grasberg Cave (GBC) pada 8 September 2025 lalu.

Berdasarkan pemaparannya dalam RDP Bersama Komisi VI DPR RI, volume penjualan tembaga sepanjang 2025 diproyeksikan hanya mencapai 537 ribu ton, atau 70 persen dari target RKAB sebesar 770 ribu ton. Sementara penjualan emas diperkirakan berada pada angka 33 ton, hanya 50 persen dari target 67 ton.

"Kebakaran yang terjadi di smelter PTFI pada awal tahun berdampak langsung pada inventori konsentrat di Timika. Akibatnya, operasi penambangan harus dikurangi hingga sekitar 40 persen dari kapasitas normal pada triwulan pertama," kata Tony dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (24/11/2025).

Tony menambahkan, kinerja pada semester II-2025 juga kembali terganggu oleh kejadian luncuran material basah di area tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025. Insiden tersebut membuat perusahaan tidak mampu mengejar ketertinggalan produksi.

"Ini menyebabkan kami berhenti produksi di tambang bawah tanah, kami fokus pada pencarian ke 7 orang karyawan kami yang terperangkap, yang menyebabkan kami berhenti produksi itu hampir 50 hari. Pada 28 Oktober, baru kemudian atas diskusi dengan Kementerian ESDM, untuk mengoperasikan kembali tambang bawah tanah," sambungnya.

Tony menegaskan Freeport terus melakukan langkah pemulihan, baik di smelter maupun tambang GBC, agar produksi dapat kembali pada level normal.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement