sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gaikindo Minta Standardisasi Euro 4 Harus Diiringi Ketersediaan BBM

Economics editor Dovana Hasiana/MPI
16/06/2023 13:44 WIB
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap beberapa hambatan terkait penerapan kebijakan pengurangan emisi gas, yakni Euro 4.
Gaikindo Minta Standardisasi Euro 4 Harus Diiringi Ketersediaan BBM. (Foto: MNC Media)
Gaikindo Minta Standardisasi Euro 4 Harus Diiringi Ketersediaan BBM. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap beberapa hambatan terkait penerapan kebijakan pengurangan emisi gas, yakni Euro 4, pada kendaraan diesel niaga di tahun 2022. 

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, penerapan kebijakan Euro 4 tidak didukung oleh ketersediaan bahan bakar yang sesuai dengan standar Euro 4 yang memiliki kandungan sulfur 50 part per million (ppm) di area pertambangan. 

“Kita hadapi kendala besar ketersediaan bahan bakar Euro 4 yang mempunyai kandungan sulfur 50 ppm belum tersedia di area pertambangan. Kalau di kota memang sudah ada, apalagi di Jawa, tapi kami berbicara tentang di area pertambangan,” ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto dalam program Market Review IDX Channel, Jumat (16/6/2023). 

Jongkie mengatakan, upaya pemerintah dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan seperti Solar B35 yang berencana untuk ditingkatkan menjadi B40 juga belum sesuai dengan ketetapan Euro 4. 

Gaikindo pun mengkhawatirkan industri truk nasional akan mati suri dengan tidak tersedianya bahan baku yang sesuai Euro 4 di kawasan pertambangan. 

Pasalnya, pihaknya sudah patuh untuk menerapkan standarisasi Euro 4 dalam seluruh produksi sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. 

“Industri diharuskan sesuai Euro 4, ini sesuai dengan Permen KLHK bahwa harus semua euro 4, tapi karena tidak tersedia bahan bakar sesuai Euro 4 di area pertambangan, orang yang beli truk akan bingung. Mereka mau memberi produk dalam negeri dengan Euro 4 tapi tidak ada bahan bakar, akhirnya nanti bisa datang produksi luar yang tidak sesuai Euro 4,” jelasnya.

Pelaku industri pertambangan memiliki kemungkinan untuk membeli truk yang tidak sesuai dengan Euro 4 karena tidak perlu melakukan uji layak jalan atau bahkan surat tanda nomor kendaraan (STNK) di area pertambangan. 

“Bukan hanya itu, kalau truk bekas yang digunakan, bagaimana? Industri dalam negeri yang produksi Euro 4 bisa mati suri nantinya,” pungkasnya. 

Gaikindo pun berharap bahan bakar yang sesuai dengan Euro 4 bisa tersedia di area pertambangan. Sehingga truk yang diproduksi di dalam negeri bisa tetap digunakan pada area tersebut. 

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement