Melemahnya konsumsi rumah tangga membuat perekonomian Indonesia hanya bertumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal-III tahun ini.
Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 5,05 persen dan melambat dari ekspansi sebesar 5,17 persen di kuartal sebelumnya.
Ini juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi terlemah Indonesia sejak kuartal-III 2021.
Lebih rinci, konsumsi rumah tangga, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto), dan konsumsi LNPRT (Lembaga Non-profit yang Melayani Rumah Tangga) menjadi penopang terbesar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Sebagai penyumbang utama dari PDB menurut komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,06 persen, PMTB tumbuh 5,77 persen didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan, kendaraan, serta produk kekayaan intelektual," terang Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).