"Tentu kami berharap kerja sama ini menjadi salah satu bagian dari momentum kebangkitan perekonomian nasional. Dengan memastikan tersedianya kebutuhan energi yang mandiri, kita berharap sektor makro dan mikro dapat terus tumbuh dan menjadi pilar perekonomian nasional," katanya.
Dia pun optimistis kerja sama ini akan memberikan manfaat besar di tengah usaha membangkitkan perekonomian nasional.
Proyek gasifikasi batubara sendiri akan ditopang oleh proyek yang sedang digarap PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero) dan Air Product. Dalam proyek tersebut, Pertamina berperan sebagai perusahaan yang tak hanya bergerak untuk memastikan ketahanan energi, namun juga menjadi motor penggerak industri energi agar tetap mampu beroperasi optimal.
Pemerintah sendiri akan menggelontorkan insentif untuk memuluskan proyek hilirisasi batubara tersebut. Selain royalti 0 persen yang ditegaskan dalam Undang-Undang Cipta Kerja dan aturan turunannya, pemerintah juga menyiapkan harga khusus batubara untuk hilirisasi dan skema subsidi bagi produk Dimethyl Ether (DME) yang akan dipakai untuk substitusi LPG.
"Selain akan memaksimalkan produk batubara, proyek ini juga akan menggeliatkan sektor energi yang mana misi Indonesia adalah untuk memastikan ketahanan nasional dan menghilangkan ketergantungan pada produk impor," tutur dia. (IND)