Terkait pernyataan Presiden Joko Widodo yang menginginkan Indonesia menghentikan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) agar diolah menjadi produk turunan, Gapki mencatat bahwa sekitar 61% dari total ekspor sawit sudah dalam bentuk olahan.
Di tahun 2020, dari total ekspor sawit Indonesia sebesar 34 juta ton, hanya sekitar 7,71 juta ton yang diekspor dalam bentuk CPO.
"Saat ini pun sudah mengekspor produk sawit dalam bentuk olahan. Tetapi memang masih setengah jadi, belum jadi produk akhir yang itu ada mereknya. Ini adalah tantangan buat kita bersama," kata Tofan.
Menurut dia, jika ingin mengekspor produk sawit dalam bentuk hilir seperti sabun, sampo, maka perlu persiapan yang lebih matang mengingat produk-produk tersebut harus bersaing dengan pemain global yang sudah bertahan puluhan tahun.
"Jika Indonesia ingin mengembangkan minyak sawit ini menjadi satu produk jadi seperti produk sabun, sampo yang ada mereknya, tentu ini kita perlu waktu yang lebih panjang karena kita akan bermain dalam lapangan yang berbeda. Kita harus bersaing dengan manufaktur global yang sudah sangat menguasai customer product," tuturnya.