Irfan mengungkapkan, kenaikan pendapatan usaha perseroan pada periode ini dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 62,70% menjadi sebesar USD1,10 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar USD677,28 juta.
Sementara itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal juga mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 62,68%, menjadi USD142,45 juta dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar USD87,57 juta. Adapun untuk pendapatan lainnya, GIAA membukukan nilai pendapatan sebesar USD151,37 juta, atau tumbuh 33%.
“Pemulihan kinerja yang terus berjalan on the track ini menjadi optimisme tersendiri bagi fokus akselerasi kinerja yang dijalankan perseroan,” ujar Irfan.
Lebih lanjut, hingga Juni 2023, GIAA tercatat mengangkut sebanyak 9.052.109 penumpang, atau tumbuh hingga 39% secara tahunan pada periode yang sama yakni 6.516.555 penumpang.
Sementara itu, hingga akhir kuartal III 2023, GIAA memproyeksikan akan melaksanakan proses delivery tiga unit armada narrow body, yang akan dilakukan secara bertahap dari total keseluruhan lima unit armada narrow body yang akan diterima di tahun ini. Hal itu sebagai bagian dari implementasi program akselerasi peningkatan kapasitas produksi Garuda Indonesia.