Irfan menyebut, pertumbuhan signifikan penumpang rute internasional menjadi outlook menjanjikan, juga dianggap sebagai momentum pemulihan bagi trafik penerbangan internasional perseroan di tahun 2024 ini.
Hal tersebut yang akan terus dioptimalkan perseroan dengan berbagai upaya peningkatan frekuensi penerbaangan secara terukur, selaras dengan peningkatan permintaan pasar.
Dari sisi capaian Seat Load Factor (SLF), hingga akhir triwulan I-2024 lalu, GIAA mencatatkan rata-rata tingkat keterisian sebesar 74,66 persen.
Sementara, dari sisi angkutan kargo Garuda Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 16 ribu ton kargo yang didominasi oleh pengiriman kargo domestik.
Meski demikian, sejumlah tantangan industri penerbangan di 2024 menjadi fokus perseroan dalam mengakselerasikan kinerja, termasuk terkait dengan rantai pasok pada sektor industri pesawat dan penunjangnya, volatilitas nilai tukar mata uang, hingga fluktuasi harga avtur.