sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Geo Dipa Bidik Bauran Energi Geothermal Naik Jadi 10 Persen hingga 2026

Economics editor Anggie Ariesta
08/11/2024 23:11 WIB
PT Geo Dipa Energi (Persero) menentukan target bauran energi geothermal atau panas bumi sebesar 10 persen dalam dua tahun mendatang.
Geo Dipa Bidik Bauran Energi Geothermal Naik Jadi 10 Persen hingga 2026. (Foto Anggie/MPI)
Geo Dipa Bidik Bauran Energi Geothermal Naik Jadi 10 Persen hingga 2026. (Foto Anggie/MPI)

IDXChannel - PT Geo Dipa Energi (Persero) menentukan target bauran energi geothermal atau panas bumi sebesar 10 persen dalam dua tahun mendatang. Sehingga, totalnya menjadi 260 gigawatt (GW).

Dengan target tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang geothermal ini ingin menggenjot energi listrik yang lebih ramah lingkungan. Geothermal merupakan sumber energi yang berasal dari panas alamiah di dalam bumi.

Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi Geo Dipa Energi Ilen Kardani menyampaikan, saat ini bauran energi PT Geo Dipa Energi hanya mencapai 120 GW, dari 2.300 GW total potensi yang ada di Indonesia.

“Dua tahun ke depan kita akan memiliki 260 GW, sehingga status kita naik menuju ke 10 persen bauran energi untuk geothermal,” ujarnya dalam media briefing DJKN Kemenkeu di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/11/2024).

Menurut Ilen, peningkatan target tersebut juga sejalan dengan sudah banyaknya investor yang menawarkan pembangunan geothermal. Rata-rata investor tertarik karena mereka juga fokus pada pentingnya pembangunan energi hijau.

“Hampir setiap bulan kita menerima tawaran kerja sama untuk pengembangan geothermal, mengapa? Dunia sekarang didorong sedang ke arah green energy,” kata dia.

Ilen membeberkan, investor yang dulunya hanya fokus pada energi fosil, saat ini sudah banyak yang beralih ke energi hijau.

Menurut Ilen, saat ini pihaknya sudah mendapatkan komitmen pendanaan untuk  pengembangan di Dieng unit III dan IV.

Di samping itu, PT Geo Dipa Energi juga akan bekerja sama dengan pihak lain untuk pengembangan Dieng unit VI dan VII.

“Untungnya kita sudah berada zona green energy, yang lain masih di sini (fosil), kita sudah di green, sehingga kita menjadi tujuan investasi untuk green energy. Karena nanti ke depan, kalau Indonesia memberlakukan carbon tax, itu green energy akan menjadi lebih bergairah sekali,” ujar Ilen.

Meski begitu, untuk memproses datangnya investor tersebut, masih diperlukan pembangunan infrastruktur dasar yang memadai. Dia juga menekankan, Indonesia tidak kekurangan investor yang berminat untuk berinvestasi di sektor energi ramah lingkungan di Indonesia.

"Salah satu contoh, Patuha unit II belum selesai dibuat, tapi sudah ada yang memberikan grant sebesar USD10 juta untuk membeli carbon credit-nya. Belum jadi pun sudah ada yang ngasih USD10 juta,” katanya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement