“Dalam arsitektur kesehatan global, Indonesia mengusulkan untuk menciptakan mekanisme pembiayaan yang bisa mendukung tersedianya vaksin untuk negara-negara yang membutuhkan. Hal ini penting karena saat ini pandemi COVID-19 masih belum selesai dan masih ada negara-negara, terutama di Afrika, yang belum memiliki akses yang luas dalam mendapatkan vaksin seperti negara-negara berkembang lainnya,” tutur Airlangga.
Sementara terkait transformasi ekonomi berbasis digital, Airlangga menyampaikan bahwa digitaliasasi di Indonesia telah meningkat tajam selama pandemi. Hal ini kemudian menjadi pendorong pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi berlangsung.
Perkembangan ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2021 dapat terlihat dari transaksi komersial yang mencapai lebih dari USD27 miliar dan dengan lebih dari 2.300 start-up. Catatn ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak.
Ditambah lagi Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet (74 persen dari total populasi). Nilai transaksi uang elektronik juga tercatat telah melebihi USD2,4 miliar per Desember 2021.
Tingkat inklusi keuangan di 2019 mencapai sebesar 76,19 persen, dan ditargetkan akan mencapai 90 persen pada 2025 mendatang. Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki sedikitnya 785 juta bisnis fintech pada 2021 lalu.