"KMT telah terbukti andal sebagai alat pembayaran di transportasi perkotaan yang volume penggunaannya tinggi dan memerlukan kecepatan. Dalam ekosistem KRL Jabodetabek di masa sebelum pandemi yang mampu melayani hingga satu juta pengguna per hari, mayoritas pengguna memakai KMT. Penggunaan KMT sebagai alat pembayaran saat ini sudah mencapai 62 persen. Ini menjadikan KMT sebagai alat pembayaran yang paling banyak digunakan di KRL," jelasnya.
KMT sejak November 2019 telah mengantongi izin dari Bank Indonesia sebagai uang elektronik dan sejak awal direncanakan untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran di KRL Jabodetabek maupun di luar ekosistem KAI Commuter.
Saat ini terdapat sekitar 5,5 juta unit KMT yang beredar. Pada masa pandemi ini bahkan penjualan KMT mencapai 1,3 juta unit sepanjang tahun 2021, dan penggunaan kartu uang elektronik bank juga terus tumbuh sejalan dengan program digitalisasi dan peningkatan transaksi non-tunai di KRL. KMT ini juga bisa digunakan ketika menggunakan KRL yang saat ini Beroperasi di Jogja – Solo.
Dalam pengembangan sistem tiket elektroniknya, KAI Commuter juga membuka kerja sama baik dengan perbankan maupun platform lain seperti Link Aja yang menggunakan tiket dengan kode QR. Kerja sama dengan berbagai pihak dan perkembangan tekonologi terbaru juga sangat dimungkinkan.
Uji coba KMT di moda transportasi lain ini adalah agar pengguna semakin dimudahkan untuk menggunakan transportasi publik. Kemudahan ini akan membuat pengguna lebih mudah dalam berpindah moda transportasi sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk naik transportasi publik.