IDXChannel - Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menjelaskan, harga bahan bakar minyak (BBM) berpotensi naik lagi. Beberapa faktor yang mendorong kondisi tersebut diantaranya yaitu nilai tukar rupiah yang menguat terbatas dan harga minyak dunia yang tak kunjung turun.
"Kalau yang (BBM) non subsidi itu sudah diberlakukan Pertamina. Dia selalu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap harga minyak, jika harga naik maka dia naikkan (harga Pertamax), kalau turun ya diturunkan, Pertamax kan seperti itu," tutur Fahmy dalam keterangannya kepada awak media, Rabu, (19/10/2022).
Dari kondisi melemahnya kurs rupiah dan juga harga minyak yang tinggi akan sangat berdampak pada penentuan harga bahan bakar minyak alias BBM di dalam negeri. Pasalnya, kedua faktor itu berpengaruh pada penetapan harga jual BBM yang diputuskan oleh badan usaha penyalur BBM seperti PT Pertamina (Persero) dan juga badan usaha swasta lainnya.
Dia menututkan, selain kedua faktor tersebut, harga BBM juga ditetapkan berdasarkan perhitungan inflasi. Namun menurutnya tingkat inflasi sejauh ini masih terkendali.
"Inflasi masih terkendali lah, tapi dua variabel tadi (kurs dan harga minyak) bisa menyebabkan kenaikan harga keekonomian, baik dari (BBM) subsidi maupun non subsidi,"