Dia memperkirakan, dengan kondisi harga minyak sejauh ini masih di kisaran USD 90 per barel, harga BBM non subsidi seperti Pertamax pada bulan depan bisa naik sekitar Rp1.000 - Rp1.500 per liter.
Adapun kata dia saat ini nilai rupiah ini sangat terkoreksi bila dibandingkan asumsi kurs yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Pada APBN, kurs dipatok sebesar Rp14.350/dolar. Sementara menurut perubahan APBN sesuai Peraturan Presiden No.98 tahun 2022, kurs dipatok Rp14.450/dolar.
Tak hanya pelemahan kurs, harga minyak yang masih bertahan di posisi tinggi di sekitaran USD90 per barel juga bisa menjadi pemicunya. Pada perdagangan Selasa (18/10/2022) harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate anjlok 3,09 persen ke USD 82,82 per barel.
Sementara jenis mentah Brent turun 1,74 persen menjadi USD 90,03 per barel. Harga minyak ini lebih tinggi dibandingkan September yang sempat turun ke bawah USD 80 per barel selama beberapa hari.
"Tadi Pertamax itu kan disesuaikan dengan dua variabel tadi, saya hanya menggunakan variabel harga minyak dunia, maka kemungkinan bisa naik Rp1.000 - Rp1.500 untuk Pertamax," ucapnya.