Dari berbagai hal tersebut Saiful Huda melihat kenaikan harga BBM kali ini terasa kurang arif dan bijaksana. Ia juga menyoroti Pertamina yang terus merugi.
"Apa karena terlalu borosnya para pejabat atau pegawai pertamina, hingga keuntungan penjualan BBM oleh Pertamina kebanyakan tersedot untuk menggaji dan memberikan tunjangan bagi pengokohan kemewahan hidup mereka," ucapnya.
Ia menilai sebelum dikeluarkannya kebijakan kenaikan harga BBM ini, Pemerintah seharusnya melakukan terlebih dahulu pemangkasan anggaran yang spektakuler untuk hal-hal tidak penting.
"Sehingga kesannya kebijakan menaikkan harga BBM ini tidak arif dan bijaksana. Orang-orang miskin kebingungan mengatur keuangannya yang serba sulit, sedikit, terbatas, namun di berbagai media mereka melihat kehidupan para pejabat negara yang bermewah-mewahan," tambah Saiful Huda.