Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS, sehingga kesepakatan yang melonggarkan sanksi dapat membuka peluang ekspor minyak yang lebih besar bagi Rusia.
Sebelumnya pada hari yang sama, harga minyak sempat menguat setelah Trump menerbitkan perintah eksekutif yang menetapkan tarif tambahan sebesar 25 persen terhadap barang-barang dari India, dengan alasan negara tersebut secara langsung maupun tidak langsung mengimpor minyak Rusia. Tarif baru itu akan berlaku mulai 21 hari setelah 7 Agustus.
India, bersama China, merupakan pembeli utama minyak Rusia. "Untuk saat ini, masa tenggang 21 hari sebelum tarif baru terhadap India berlaku, sementara Rusia mencoba menyusun semacam kesepakatan gencatan senjata menjelang tenggat 8 Agustus dari Trump, masih meninggalkan terlalu banyak ketidakpastian," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger.
Selain ketidakpastian soal tarif dan sanksi, rencana kenaikan pasokan dari OPEC+ juga turut menekan pasar dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi dikabarkan akan berkunjung ke China untuk pertama kalinya dalam lebih dari tujuh tahun, menurut sumber pemerintah pada Rabu. Kunjungan ini menandai mencairnya hubungan diplomatik dengan Beijing di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.