sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Pinang Anjlok jadi Rp3.000 per Kilogram, Petani di Muarojambi Menjerit

Economics editor Azhari Sultan/Kontri
05/07/2023 00:12 WIB
Anjloknya harga buah pinang saat ini dipicu permintaan ekspor buah pinang sudah mulai berkurang.
Harga Pinang Anjlok jadi Rp3.000 per Kilogram, Petani di Muarojambi Menjerit (FOTO:MNC Media)
Harga Pinang Anjlok jadi Rp3.000 per Kilogram, Petani di Muarojambi Menjerit (FOTO:MNC Media)

IDXChannel -- Warga di Desa Sponjen, Kabupaten Muarojambi, Jambi nekat menebangi pohon pinang yang sudah ditanamnya puluhan tahun silam.

Mereka tidak percaya, buah pinang yang menjadi penopang hidupnya selama ini, harganya anjlok tidak terkira hingga mencapai Rp3000 per kilogramnya.

Diduga, anjloknya harga buah pinang saat ini dipicu permintaan ekspor buah pinang sudah mulai berkurang.

Bahkan aksi seorang petani pinang saat membabat habis pohon pinang di kebunnya yang seluas 5 hektar tersebut viral di media sosial.

Kepala Desa Sponjen, Datuk Budiman mengakui video yang viral di medsos tersebut adalah warganya. 

"Itu warga saya dan juga masih keluarga saya. Dia itu memiliki kebun pinang yang luas. Namun, karena kecewa harga buah pinang yang terlalu jauh turunnya kemudian di tebangnya," ungkapnya, Selasa (4/7/2023).

Sementara, katanya, kebutuhan rumah tangga dan anak kuliahnya. Sedangkan petani pinang bergantung perekonomiannya dari hasil penjualan buah pinang tersebut.

"Sepengetahuan, anjloknya harga buah pinang dikarenakan permintaannya sudah tidak ada sedangkan masyarakat sudah banyak menanam pinang," ujar Budiman.

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Jambi, Agus Rizal mengaku harga buah pinang yang terjun bebas tersebut akibat menurunnya permintaan dari luar negeri.

Karena itu, menurutnya, perlu adanya pengolahan buah pinang di dalam negeri sehingga bisa memakmurkan masyarakat.

"Harga standarnya berkisar Rp6000 hingga Rp8000 per kilogramnya. Baiknya pihak terkait segera mencari solusi terkait hal ini sehingga harga di tingkat petani kembali stabil," harap Agus.

Saat ini, petani buah pinang hanya bisa pasrah menerima harga penjualan yang anjlok. Mereka berharap ada solusi dari pemerintah terkait agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.


(SAN)

Advertisement
Advertisement