Agus menambahkan, biasanya dia membeli 40-50 butir telur sebagai pelengkap nasi goreng buatannya. Dengan harga yang tinggi saat ini membuat dirinya hanya mampu membeli 20 telur demi menjaga agar harga tetap terjangkau.
Sementara itu, Sahrul Ramadan yang merupakan pedagang telur di Pasar Kranggot mengakui naiknya harga telur membuat lapaknya sepi dari pembeli. Sebab, para pembeli lebih memilih untuk membeli daging ayam atau sapi.
"Sepi pembelinya pak," ucapnya singkat.
Kedua warga ini berharap pemerintah dapat mengatasi lonjakan harga yang sangat tionggi terhadap komoditas telur ayam, minyak goreng curah dan cabe rawit merah. Apalagi, kenaikan harga kerap terjadi menjelang perayaan Natal maupun tahun baru. (TYO)