IDXChannel - Para pedagang telur di Bandung mengeluhkan harga telur yang masih tinggi tembus Rp33.000 per kilogram (kg) dan tidak kunjung turun.
"Sekarang masih Rp33.000 per kg. Sudah 10 hari belum turun-turun. Padahal biasanya habis lebaran ada kenaikan, tapi itu juga cuman satu minggu. Habis itu normal lagi," jelas pegang telur di Pasar Kosambi Bandung, Ali, Senin (22/5/2023).
Tingginya harga telur membuat omset dagangannya turun hingga 20 persen. Jika sebelumnya bisa menjual hingga 90 kg per hari, saat ini hanya sekitar 70 kg per hari. Turunnya daya beli tak hanya konsumen rumah tangga, tetapi juga pedagang untuk dijual lagi atau perajin kue.
"Kalau pasokan enggak ada masalah, tapi enggak tau ini harganya masih tinggi. Memang dari distributornya tinggi, jadi kami jual segitu juga. Katanya sih karena dari peternaknya naik akibat harga pakan ayam naik," timpal Ali.
Kenaikan telur juga terjadi di ayam kampung dan telur puyuh. Telur ayam kampung naik dadi Rp3.000 menjadi 3.500 per butir. Sedangkan telur puyuh naik dari Rp38.000 menjadi Rp42.500 per kg.
Dia berharap, kenaikan harga telur ini bisa segera diatasi oleh pemerintah. Sehingga penjualan telur kembali normal.
Sementara itu, salah seorang pedagang kue basah Lia Sari, Susi mengatakan, kendati harga telur naik, tapi harga kue basah tidak mengalami kenaikan. Bisa jadi kenaikan tersebut tidak dipermasalahkan oleh para perajin. Mereka tetap mempertahankan harga lama.
"Biasanya kalau naiknya fluktuatif enggak berpengaruh. Tapi kalau naiknya lama, harganya bakal naik. Misalnya pas kenaikan harga terigu beberapa waktu lalu, itu sempet naik sekitar Rp200 rupiah per item, " tutupnya. (RRD)