IDXChannel – Kementerian ESDM berhasil melakukan uji old Startability Road Test menggunakan bahan bakar B40 (campuran biodiesel 40 persen pada BBM jenis solar). Kini pengujian akan dilakukan dengan membongkar komponen mesin.
Empat kendaraan yang melakukan uji B40 dengan Gross Vehicle Weight (GVW) kurang dari 3,5 ton sudah selesai menempuh jarak 50.000 km. Diikuti dengan empat kendaraan uji dengan GVW lebih dari 3,5 ton yang juga selesai menempuh jarak 40.000 km.
Kini, uji jalan B40 yang dikoordinatori Ditjen EBTKE dan dilaksanakan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) berlanjut ke tahap akhr, yaitu Tahapan Rating Komponen Mesin.
Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Edi Wibowo mengatakan, saat ini uji jalan B40 menuju tahap akhir setelah 50.000 km untuk kendaraan kecil (< 3,5 Ton) akan di overhaul atau dibongkar untuk melihat apa saja yang terjadi di dalam mesin.
“Dengan adanya perbedaan bahan bakar, apakah terdapat perbedaan pada pembentukan deposit di dalamnya. Kemudian akan dianalisa komponen mesinnya dengan metode pengujian merit rating komponen mesin kendaraan,” kata Edi seperti dikutip dalam laman Kementerian ESDM, Selasa (29/11/2022).
Edi mengatakan, laboratorium aplikasi Lemigas akan melakukan sejumlah tahapan kegiatan Rating Komponen Mesin. Pengetesan Rating Komponen Mesin dilakukan untuk mengamati pengaruh bahan bakar B40 terhadap mesin kendaraan.
Kepala Lemigas Ariana Soemanto mengatakan pihaknya akan terus mendukung Uji Kinerja Kendaraan terhadap bahan bakar B40 dengan merampungkan Uji Jalan (Road Test) yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2022.
“Kesiapan bahan bakar B40 sudah hampir selesai, pengujian B40 kini sudah mencapai tahap overhaul mesin akhir yang pengujiannya dilakukan di laboratorium Lemigas,” ujar Ariana.
Tenaga Ahli Teknik Mesin dari Akademisi ITB, Iman K. Reksowardojo mengatakan bahan bakar baru ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu memiliki sifat biodegradable yang dapat berubah kembali ke alam dengan cepat.
“Hal tersebut menjadi sebuah tantangan karena bahan bakar mudah berubah jadi jika tidak dilakukan penanganan dengan baik, kemungkinan akan tidak sesuai dengan spesifikasi. Hal itu yang perlu disosialisasikan,” ucap Iman.
Dalam tahap overhaul dan rating akhir, unit kendaraan B40 telah melakukan pengukuran dan analisis rating akhir dengan mengacu pada ASTM Manual 20, serta pengujian terhadap Intake Valve Deposits (IVD) dan Combustion Chamber Deposits (CCD).
Pada bagian pengukuran, tidak ditemukan keausan komponen mesin yang teridentifikasi pada kendaraan uji P1 yang menggunakan bahan bakar B40 dan B30D10 setelah uji jalan sampai 50.000 km.
Hasil pengukuran komponen mesin seperti ring gap, side ring clearance, dan cylinder bore liner secara keseluruhan memenuhi spesifikasi batasan maksimal sesuai dengan buku manual mesin pabrikan.
Setelah peninjauan semua hasil pengujian, bahan bakar B40 dan B30D10 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap komponen mesin kendaraan uji P1. Ini juga tidak berdampak negatif pada performa kendaraan uji sampai dengan akhir uji jalan 50.000 km.
(DES)