PPKM, disinyalir kuat menjadi pemicu anjloknya harga Cabai di pasaran. Bulan-bulan ini biasanya ramai warga yang menggelar hajat, yang berdampak terhadap tingginya permintaan Cabai di pasaran.
“Pertama, hajatan dilarang, kedua rumah makan banyak yang tutup. Cabai ini kan larinya kesana, buat acara hajatan sama rumah makan,” kata petani Cabai lainnya, Tatang.
Dijelaskan Tatang, kondisi serupa juga sejatinya terjadi untuk jenis cabai lainnya, seperti cabai merah besar dan cabai rawit merah. Anjloknya harga Cabai-cabai di pasaran itu, jelas dia, sudah terjadi selama dua tahun, sejak tahun pertama terjadi Pandemi Covid 19.
“Tahun ini mah agak mending, tahun kemarin lebih parah harganya dari sekarang. Selama pandemi ini lahan yang ditanami cabai di sini juga berkurang dari 100 hektare menjadi hanya sekitar 50 hektare saja,” jelas dia.
“Bingung, mau gimana lagi ini teh. Karena modal sudah habis. Petani banyak milih yang nggak manen, karena kalau dipanen kan pakai ongkos lagi buat bayar orang. Ada yang didiemin, ada yang dibakar. Ada yang beralih tanam juga,”lanjut Tatang. (RAMA)