ZTE telah mengantongi sedikitnya dua kontrak, termasuk satu yang diraih pekan lalu dengan nilai total lebih dari USD20 juta untuk pasokan antena 5G. Kesepakatan pertama yang diumumkan secara publik muncul pada September, atau sebulan setelah tarif AS mulai berlaku.
Belum dapat dipastikan apakah waktu kemenangan tender tersebut berkaitan dengan tarif AS, namun kesepakatan itu telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat Barat.
Pengecualian kontraktor China dari infrastruktur digital Vietnam, termasuk jaringan kabel serat optik bawah laut, telah lama dianggap Washington sebagai syarat penting untuk memberikan dukungan di bidang teknologi canggih.
Huawei dan ZTE dilarang dari jaringan telekomunikasi AS karena dianggap membawa risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional. Swedia dan negara-negara Eropa lainnya menerapkan pembatasan serupa.
Ericsson menolak berkomentar mengenai perusahaan China, tetapi mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendukung para pelanggannya di Vietnam.
Baik Huawei, ZTE, Nokia, Qualcomm, kedutaan besar AS di Vietnam, kedutaan besar Tiongkok, kementerian luar negeri Swedia, maupun kementerian teknologi Vietnam tidak menanggapi permintaan komentar.
(NIA DEVIYANA)