Adapun, poin-poin kerja sama ini meliputi produksi dan pasokan aluminium yang diproduksi KAI. Selanjutnya, HMC berhak untuk membeli aluminium yang diproduksi KAI pada tahap awal, dan kemudian negosiasi pertama mengenai pembelian aluminium rendah karbon yang diproduksi KAI di masa mendatang (volume offtake yang belum ditentukan pada kisaran sekitar 50 ribu TPA sampai 100 ribu TPA).
“Kerja sama smelter aluminium ini juga diharapkan akan memperkuat hubungan kerja sama antara Hyundai Motor Company dan Indonesia, dengan sinergi yang lebih kuat,” tutur Presiden dan CEO HMC Jae Hoon Chang.
Lebih lanjut, aluminium di Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan energi dipandang akan berdaya saing di masa depan. Aluminium hijau Indonesia juga digolongkan sebagai aluminium berkarbon rendah yang diproduksi menggunakan PLTA.
Juga, diharapkan akan menjadi pasokan aluminium yang memenuhi kebijakan netralisasi karbon HMC di tengah peningkatan permintaan aluminium di antara para produsen otomotif global.
(DES)