IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Februari 2022 setidaknya terdapat 208,54 juta orang penduduk usia kerja (PUK) di mana 5,53 persennya pengangguran.
Ketua Umum ICCN (Indonesia Creative Cities Network) Fiki Satari mengatakan isu pengangguran ini bukan hanya yang terdampak covid, bahkan di kawasan industri sekalipun, pengangguran dan kemiskinan juga masih terus bermunculan.
"Misalnya di Cilegon punya Krakatau Steel, tetapi isu terbesarnya pengangguran, dan tenaga kerja, dan banyak sekali, kota industri, kota yang punya perushaan besar, tetapi justru isu kemiskinan, isu ketenagakerjaan menjadi problem," ujar Fiki dalam Rakornas ICCN, Rabu (28/9/2022).
Fiki menjelaksan Ekosistem Ekraf merupakan pendekatan pembangunan daerah melalui strategi literasi pada ekosistem ekraf tersebut. Terdiri dari elemen utama, yaitu SDM/Kreator, Karya/produk barang dan jasa kreatif, pasar/ruang-ruang apresiasi dan Litbang.
Oleh sebab itu menurutnya bonus demografi merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Menjadi peluang yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi nasional, namun bisa menjadi tantangan jika tidak mengolahnya dengan baik.
"Bonus demografi, ini adalah premis, tetapi juga justru banyak negara fail karena tidak bisa mengelolanya," kata Fiki.
"Ketika tidak tidak bisa mengelola SDM-nya, terkait future jobs, future skils, kita tidak bisa memetakan potensi terbesar Indonesia, kemudian akhirnya akan ada 17 juta Pekerjaan yang hilang di tahun 2035," sambungnya.
Disamping itu perkembangan dunia digital akan menciptakan sekitar 40 juta lapangan kerja baru dan memunculkan potensi ekonomi digital Rp4.500 tirliun.
"Pertanyaannya siapakah yang akan mengisi pekerjaan baru tersebut," tutupnya. (RRD)