Meski begitu, ada juga lini bisnis yang menurun seperti tambat labuh atau tempat bersandar kapal dikarenakan masih dalam proses pengkajian oleh lembaga independen untuk pengelolaannya antara Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai regulator dan Perikanan Indonesia sebagai Operator.
Salah satu strategi Perum Perindo untuk mencapai target tersebut adalah meningkatkan volume produksi ikan dengan serapan menjadi 12.917 ton dari 5.143 ton tahun 2020. Target ini terhitung naik 151,51 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Perindo juga akan memperluas lahan atau jumlah kemitraan, serta peningkatan kuantitas dan kualitas budidaya dari 551 mitra pada 2020 menjadi 1.750 mitra tahun ini. Target jumlah kemitraan budidaya pun, terhitung naik 217,6 persen (yoy). “Kami juga meningkatkan jaringan nelayan melalui kolaborasi dengan nelayan atau koperasi nelayan,” ucap Raenhat.
Selain itu, Perum Perindo melakukan sertifikasi On-Farm, Off-Farm, dan produk sesuai target pasar (ex: pasar ekspor eropa) agar Produk Ikan Perindo berdaya saing tinggi dan berkontribusi bagi pundi-pundi devisa negara
Saat ini, Perum Perindo mengelola 6 pelabuhan perikanan dan akan menambah 4 pelabuhan lagi hingga tahun 2024. Hal ini diharapkan dapat memperluas area penangkapan ikan. Strategi baru lain yaitu memgembangkan produk hilir baru yang inovatif (lifestyle) seperti restauran ikan yang diminati wisatawan mancanegara seperti KJA Bali. (Sandy)