IDXChannel - Beberapa waktu belakangan, sempat beredar wacana tentang pentingnya pemberian dosis ketiga dari vaksin Covid-19 yang ditujukan sebagai booster atau suntikan penguat.
Terkait polemik penting atau tidaknya suntikan dosis ketiga ini, akhirnya kelompok kerja Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mengeluarkan pernyataannya.
Mengutip NBC News Kamis (24/6/2021), pada Rabu 23 Juni kemarin grup CDC menyatakan, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan jika suntikan booster tersebut memang dibutuhkan. Kesimpulan ini pun disetujui oleh para anggota kelompok penasihat independen CDC, Advisory Committee on Immunization Practices
Untuk sampai di keputusan bahwa suntikan penguat dibutuhkan, bukti yang dibutuhkan mengacu pada adanya indikator yang jelas adalah meningkatnya kasus pada individu yang divaksinasi lengkap. Tetapi jika langkah-langkah pengganti tertentu, contohnya seperti berkurangnya antibodi atau tingkat sel T dapat diidentifikasi, disebutkan suntikan booster berpotensi butuh untuk diberikan untuk mencegah peningkatan kasus.
Namun yang perlu dicatat, hal ini bisa berubah ketika pandemi Covid-19 jadi terus berkembang. Para pemaku kepentingan, pejabat kesehatan masyarakat akan terus memantau bagaimana perkembangan virus ini untuk menentukan apakah suntikan booster tersebut diperlukan atau tidak, di masa mendatang.
Dr. Keipp Talbot, profesor kedokteran di Vanderbilt University sekaligus anggota Advisory Committee on Immunization Practices menyebutkan, alih-alih soal booster, saat ini kita harus lebih fokus pada distribusi vaksinasi yang lebih merata.
“Sebelum berkeliling dan memberikan booster kepada semua orang, kita perlu meningkatkan tingkat vaksinasi secara keseluruhan,” kata Dr. Keipp Talbot.
Dokter Sharon Frey, direktur klinis Center for Vaccine Development di Saint Louis University Medical School, berpendapat tingkat batas yang disebut korelasi perlindungan itu masih belum jelas.
“Saya pikir satu-satunya hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah, jika kita mulai melihat ada peningkatan infeksi ulang pada masyarakat atau infeksi baru pada orang yang telah divaksinasi. Maka itu adalah petunjuk bahwa kita perlu bergerak cepat,” kata Dr. Frey.
Dalam pertemuan kemarin, Dr. Doran Fink, wakil direktur divisi vaksin Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan selain bukti efektivitas yang berkurang, soal keamanan dosis tambahan akan dievaluasi dan tingkat keparahan efek samping apa pun yang ada akan dievaluasi. (TYO)