Beberapa tren positif lainnya, seperti google mobilitas yang menunjukan angka cukup baik, impor bahan baku masih baik, konsumsi listrik double digit, kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan masih 70% yang artinya masih ada ruang untuk naik.
"Ini leading indikator yang diharapkan jadi basis Indonesia ke depan. Ekspor baik sekali, neraca perdagangan surplus. Tapi kita harus jaga dan waspada harga-harga, karena bisa naik dan turun sangat cepat," ujar dia.
Indonesia optimistis mampu bertahan, namun bukan berarti Indonesia tak akan terpengaruh kondisi global. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi dari 5,4% menjadi 5,3% atau turun 0,1%. Angka tersebut masih cukup baik ketimbang revisi pertumbuhan ekonomi global yang cukup dalam dari 3,6% menjadi 3,2%. Tahun depan pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan turun dari 3,6% jadi 2,9%.