sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Industri Migas Diterpa Gelombang PHK, ExxonMobil Mau Pangkas 2.000 Pekerja

Economics editor Nia Deviyana
30/09/2025 20:00 WIB
Pemangkasan ini menambah gelombang PHK di industri minyak dan gas tahun ini.
Industri Migas Diterpa Gelombang PHK, ExxonMobil Mau Pangkas 2.000 Pekerja. Foto: Guardian.
Industri Migas Diterpa Gelombang PHK, ExxonMobil Mau Pangkas 2.000 Pekerja. Foto: Guardian.

IDXChannel - Perusahaan energi raksasa asal AS, ExxonMobil, akan memangkas 2.000 pekerja secara global sebagai bagian dari rencana restrukturisasi jangka panjang

Pemangkasan ini menambah gelombang PHK di industri minyak dan gas tahun ini.

Pemutusan hubungan kerja tersebut mewakili sekitar 3-4 persen dari total tenaga kerja global perusahaan dan merupakan bagian dari upaya efisiensi yang sedang berlangsung, melansir Bloomberg News, Selasa (30/9/2025).

ExxonMobil telah merampingkan operasinya setelah menuntaskan akuisisi senilai USD60 miliar terhadap Pioneer Natural Resources pada 2024. Pada November tahun lalu, perusahaan itu mengungkapkan dalam sebuah dokumen bahwa mereka akan memangkas hampir 400 pekerja di Texas.

Pada Senin, produsen serpih Kanada Imperial Oil, di mana Exxon merupakan pemegang saham utama, mengumumkan rencana memangkas 20 persen tenaga kerja dan menutup bisnis di Calgary.

Perusahaan energi global telah mengumumkan ribuan PHK tahun ini, seiring sektor ini menghadapi harga minyak mentah yang lebih lemah dan konsolidasi yang berlangsung cepat. 

Chevron berencana memangkas 15 persen hingga 20 persen tenaga kerja globalnya, sementara BP mengatakan akan memangkas lebih dari 5 persen pekerja dan ConocoPhillips mengumumkan akan memangkas 20 persen hingga 25 persen pekerja.

Pekerjaan di bidang produksi minyak dan gas AS turun sebanyak 4.700 dalam enam bulan pertama tahun ini, menurut data pasar tenaga kerja Texas. 

Aktivitas di negara bagian utama penghasil minyak AS, yaitu Texas, Louisiana, dan New Mexico, sedikit menurun pada kuartal ketiga 2025, dengan sejumlah eksekutif industri melaporkan penundaan signifikan dalam keputusan investasi akibat volatilitas harga, menurut survei Federal Reserve Bank of Dallas.

Futures minyak mentah Brent acuan turun sekitar 10,5 persen sepanjang tahun ini, tertekan oleh peningkatan produksi OPEC+ dan ketidakpastian permintaan yang terus berlanjut terkait kebijakan perdagangan AS.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement