"Karena investor sudah tidak bisa lagi melakukan pendanaan lagi (memberikan uang lebih lagi). Hal itu disebabkan karena ada faktor moneter yang lain diluar Indonesia, termasuk faktor ekonomi yang memaksa investor melakukan penghematan dan ini yang memberikan impact terhadap startup startup yang sebenarnya masih membutuhkan pendanaan," katanya.
Selain itu, Tesar mengatakan faktor global juga menjadi salah satu penyebab para investor yang tadinya jor joran melakukan pendanaan kini tidak melakukan lagi.
"Dari sisi investor lebih banyak disebabkan karena moneteri global, seperti faktor perang yang sekarang terjadi. Jadi mereka melakukan sedikit trik, venture global melakukan pengetatan, dilain sisi startup Indonesia tidak semua sudah survive secara profit, artinya cast flownya masih perlu di bantu investor," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute, sekaligus pengamat teknologi Heru Sutadi menilai kondisi startup saat ini yang melakukan PHK kepada karyawannya dikarenakan perusahaan startup sulit untuk mendapatkan pendanaan serta tidak mempunyai aset. Padahal untuk meraih pengguna kebanyakan dari startup harus melakukan bakar uang.
"Sementara, pendanaan kian ke sini juga kian sulit, apalagi untuk layanan yang sudah melewati fase pertumbuhannya seperti e-commerce, pembayaran digital, travel dan edukasi, digantikan dengan arah baru startup yang mengusung kecerdasan buatan, big data analytuc, internet of things, maupun metaverse," katanya.