Dalam mengembangkan bisnis panas bumi, kata Erick, PGE perlu mencari dana tambahan melalui menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public," ucap dia.
Dia memandang potensi panas bumi bisa menyediakan listrik hingga mencapai 24 GW, sementara saat ini baru mencapai 2 GW saja. Karena itu, pemaksimalan panas bumi tidak bisa lagi ditunda-tunda, dan harus segera direalisasikan.
Adapun IPO PGE rencananya dilakukan pada November atau Desember tahun ini. Aksi ini menjadi bagian dari reformasi BUMN senilai USD606 miliar. Valuasi PGE yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan mencapai USD2,2 miliar atau setara Rp32 triliun. (NIA)