sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Empat Jurus Sri Mulyani Agar Ekonomi Bisa Bangkit di 2021

Economics editor Giri Hartomo
03/03/2021 19:13 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan terkait proyeksi ekonomi Indonesia saat ini.
Ini Empat Jurus Sri Mulyani Agar Ekonomi Bisa Bangkit di 2021 (FOTO:MNC Media)
Ini Empat Jurus Sri Mulyani Agar Ekonomi Bisa Bangkit di 2021 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan terkait proyeksi ekonomi Indonesia saat ini. Di mana ada empat faktor yang mempengaruhi proyeksi perekonomian Indonesia.  

Yang pertama dan paling utama adalah kaitannya dengan kesehatan. Hal ini menyusul pandemi virus corona (covid-19) yang masih terjadi hingga saat ini.  

“Kalau kita lihat Indonesia dalam kondisi hari ini ada empat faktor yang mempengaruhi proyeksi perekonomian Indonesia. Pertama dan yang utama tetap berhubungan dengan covid dan aspek kesehatan,” ujarnya dalam acara Webinar Balitbang Kementerian Perhubungan, Rabu (3/3/2021).  

Oleh karena itu, pada tahun ini pemerintag menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk sektor kesehatan. Ada sekitar Rp132 triliun atau total Rp172 teiliun di bidang kesehatan yang akan dibelanjakan pada tahun ini.   

“Oleh karena itu anggaran 2021 untuk melakukan testing tracing dan treatmen serta untuk vaksinasi sangat mendominasi anggaran dari program pemuliahn ekonomi. Lebih dari Rp132 triliun atau total Rp172 triliun di bidang kesehtan akan dibelanjakan tahun ini,” kata Sri Mulyani. 

Kemudian faktor yang kedua yang mempengaruhi perekonomian adalah bagaimana menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara efektif bersama dengan instrumen kebijakan moneter dan OJK. Program pemulihan ekonomi yang meningkat 21% menjadi salah satu faktor yang mendukung dengan defisit sebesar 5,7%.  

“APBN masih menjadi instrumen kebijakan yang sangat menentukan untuk berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.  

Kemudian faktor yang ketiga adalah dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja (UU cipta Kerja) dan program-program reformasi birokrasj struktural. Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut, bisa memperbaiki perekonomian Indonesia.  

“Dengan berjalannya UU CIpta Kerja momentum untuk memperbaiki iklim investasi sudah berjalan. Berbagai peraturan perundang-undangan yang tujuannya adalah melakukan simplifikasi debirokratisasi dan mempermudah kelancaran izin berusaha diharapakan memberikan momentum positif bagi dunia usaha pada saat mereka merancang pemulihannya,”ujar dia.  

Lalu yang terakhir faktor yang keempat adalah dengan pembentukan lembagai pengelola investasi Indonesia (LPI). Menurut wanita yang kerap disapa Ani, pembentukan LPI dapa meningkatkan data tarik ekonomi Indonesia termasuk memberikan pilihan kepada para investor untuk berinvestasi di Indonesia melalu berbagai jalur.  

“Melalui LPI, mereka membeli saham, membeli surat berhagrga negara mereka melakukan investasi seperti PMA dan PMDN melalui BKPM. Dan mereka juga bisa melakukan kolaborasi bersama-sama dengan partner lokal. Bagi pemerintah kita juga akan terus mendiversifikasi instrumen investasi ini. Salah satunya juga pembentukan LPI ini,” tandasnya. (Sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement