Kedua, meningkatkan secara maksimal pelaksanaan tes dan telusur (test and tracing). “Kedua hal ini angka indikator targetnya jelas, hanya tinggal dipastikan pelaksanaannya di semua Kabupaten/Kota secara merata dengan komitmen yang jelas,” kata Tjandra.
Ketiga, karena kasus sudah tinggi maka tentu perlu kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun juga sama pentingnya di pelayanan kesehatan primer.
“Yang disiapkan bukan hanya ruang isolasi dan ICU, alat dan obat, sarana dan prasarana lain, tetapi yang paling penting adalah SDM petugas kesehatan yang harus terjamin bekerja secara aman. Tidaklah tepat kalau hanya menambah ruang rawat tanpa diiringi penambahan petugas kesehatan,” ungkap Tjandra.
Keempat, kepastian tersedianya data yang akurat dan selalu update. Tjandra mengatakan analisa data ini juga harus dilakukan dengan dasar ilmu pengetahuan yang baik dan bijak. “Hal ini sangat diperlukan agar penentu kebijakan publik dapat membuat keputusan yang berbasis bukti ilmiah yang tetap, evidence-based decision making process,” paparnya.
Kelima, pemberian vaksinasi ke publik secara maksimal. “Walau vaksinasi tidak akan secara cepat menurunkan angka kasus yang sedang tinggi di suatu tempat, tetapi jelas vaksinasi akan berperan amat penting dalam pengendalian pandemi,” kata Tjandra.