Kemudian di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (dulu SMEA) Bahlil mencoba peruntungan menjadi kernet angkot hingga menjadi sopir angkot di Fak Fak, Papua Barat.
Meski sibuk, ia tetap bisa membagi waktu antara bekerja dan sekolah. Terbukti, ia berhasil meraih predikat siswa berprestasi di sekolah dan pernah menjabat sebagai ketua Organisasi Intra Sekolah (OSIS) semasa SMEA pada waktu itu.
Bermodalkan semangat pantang menyerah itu, Bahlil kemudian meneruskan jenjang pendidikannya ke strata-1. Ia diterima di Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.
Saat pertama kali menduduki jabatan sebaga Kepala BKPM, Bahlil melaporkan jumlah kekayaannya mencapai Rp295 miliar, dan angka itu naik di tahun 2020 menjadi Rp300 miliar berupa aset seperti tanah, mobil dan harta bergerak lainnya.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dilansir oleh KPK. Bahlil mengakui memiliki sejumlah 18 bidang tanah di Jayapura, Jakarta dan Sragen yang semuanya diakui sebagai hasil sendiri. Total aset yang dimilikinya mencapai Rp282.285.000.000.
(SANDY)