Sementara untuk Andrijono, menurut Aninditha, dipilih lantaran penemuannya terkait deteksi dini atas kanker rahim (serviks) melalui air kemih dianggap sangat revolusioner dalam membantu kaum perempuan untuk mengantisipasi dan mengatasi penyebab tertinggi kedua setelah kanker payudara, terkait meninggalkan seorang wanita.
Lalu, Joko Pinurbo dinilai sebagai sosok sastrawan yang puisinya yang secara tajam menggabungkan warisan puisi lirik dengan budaya populer dan satire sosial.
"Terakhir, Fachry Ali (dipilih) lantaran berjasa memakai ilmu-ilmu sosial dalam melihat Islam Indonesia, dan berkontribusi memperkenalkan kajian-kajian ilmu sosial kepada komunitas intelektual Islam Indonesia," tutur Aninditha.
Aninditha menjelaskan, penerima penghargaan tahun ini dipilih melalui seleksi ketat oleh tim juri yang terdiri dari tim Freedom Institute, perwakilan Bakrie Group, dan pakar atau konsultan independen.
"Mereka yang terpilih tahun ini adalah orang Indonesia yang selama ini mengabdikan hidupnya untuk berkarya yang bermanfaat bagi orang banyak," ungkap Aninditha.