Selain itu, JPM tersebut akan berfungsi sebagai ikon infrastruktur publik dalam rangka integrasi moda transportasi yang dikembangkan menjadi fungsi lainnya seperti jalur sepeda, retail, exhibition space, dan fasilitas lainnya yang berperan sebagai ruang publik perkotaan yang, interaktif, atraktif, edukatif, rekreatif, dan ramah disabilitas.
“Selain pembangunan infrastruktur tersebut, juga akan ada beberapa pembangunan infrastruktur publik baru pada kawasan yang sama, yaitu: Revitalisasi Waduk Setiabudi Barat, dan Revitalisasi Promenade Kanal Banjir Barat (KBB) yang diharapkan dapat menjadi pemicu regenerasi perkotaan di kawasan Dukuh Atas pada khususnya dan DKI Jakarta pada umumnya,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambahkan.
Selain Pencanangan JPM dan Revitalisasi Stasiun Sudirman, beberapa agenda lain juga diresmikan pada acara ini, yakni Sistem Pertiketan dan Tarif Terintegrasi oleh PT Jakarta Lingko (JakLingko) Indonesia yang menandai terselesaikannya Fase I yaitu Central Clearing House System/CCHS, dilanjutkan dengan Peresmian Penataan stasiun Tahap 2 yaitu St. Tebet dan St. Palmerah, serta agenda terakhir yakni penandatanganan dokumen Integrasi Transportasi Jabodetabek antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT KAI (Persero).
Kolaborasi besar dari seluruh stakeholders terkait ini diharapkan dapat mewujudkan transportasi terintegrasi yang lebih optimal dan terciptanya fasilitas integrasi fisik kelas dunia yang dapat meningkatkan penggunaan transportasi publik di Jabodetabek khususnya di wilayah Ibukota. (TIA)