IDXChannel - Huru-hara kembali terjadi di Timur Tengah, tepatnya di Laut Merah, di mana terjadi serangan milisi Houthi kepada kapal-kapal internasional yang tengah melewati wilayah tersebut.
Kondisi tersebut membuat rute Laut Merah yang merupakan jalur perdagangan internasional kini menjadi terlalu berbahaya.
Para pemberontak Houthi di Yaman menembaki kapal-kapal niaga dan mencegah kapal-kapal itu berlabuh di Israel. Serangan itu diklaim sebagai bentuk dukungan Houthi kepada Hamas yang berperang melawan Tel Aviv.
Aksi Houthi dilaporkan militer Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut pada pada Senin (18/12/2023).
Houthi dilaporkan melancarkan rentetan serangan terhadap sebagian kapal di Laut Merah sejak perang antara kelompok Hamas dengan Israel pecah di Gaza pada 7 Oktober. Baik Houthi maupun Hamas sama-sama memiliki hubungan dekat dengan Iran.
Houthi menyatakan aksinya adalah bentuk solidaritas dengan Palestina. Mereka mengaku hanya menyerang kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel.
Aksi Houthi membuat banyak perusahaan pelayaran yang menghindari Laut Merah. Biaya asuransi untuk melewati Laut Merah dilaporkan telah melonjak tinggi.
Jalur Perdagangan Penting
Laut Merah merupakan jalur pelayaran penting yang menghubungkan Eropa dengan Asia dengan Terusan Suez terletak di ujung utara perairan tersebut sebagai jalur perdagangan penting selama berabad-abad.
Melansir Statista, per Januari 2023, pendapatan bulanan Terusan Suez di Mesir mencapai 23 miliar pound Mesir (hampir USD743 juta). Jika dirupiahkan, angka ini setara Rp 11,53 triliun per bulan (kurs Rp 15.513 per USD). Jumlah ini merupakan peningkatan yang signifikan dari 18,2 miliar pound Mesir (sekitar USD590 juta) yang dihasilkan pada bulan sebelumnya. Jika konflik terus memanas, Terusan Suez bisa kehilangan potensi pendapatan tersebut. (Lihat grafik di bawah ini.)
Perlu dicatat bahwa sejak Maret 2022, nilai mata uang Mesir telah turun secara signifikan dan, oleh karena itu, dapat dikaitkan dengan peningkatan pendapatan terusan tersebut pada periode yang sama. Pada bulan itu, nilai tukar satu dolar AS setara dengan hampir 15,7 ound Mesir, sedangkan satu tahun kemudian, satu dolar AS setara dengan sekitar 30,9 pound Mesir.
Melansir Reuters, Terusan Suez mencetak rekor baru dengan pendapatan tahunan sebesar USD9,4 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2023. Otoritas Terusan Suez Mesir menambahkan terdapat 25.887 kapal telah melewati kanal sejauh ini pada tahun fiskal 2023, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sekitar 23.800 kapal.
Mengutip Britannica.com, Terusan Suez beroperasi penuh pada 1870 dengan terdapat 486 transit, atau kurang dari 2 transit per hari.
Hampir seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1966 angka transit kapal meningkat mencapai 21.250 dengan rata-rata 58 per hari, dengan tonase bersih meningkat dari sekitar 444.000 metrik ton (437.000 ton panjang) pada 1870 menjadi sekitar 278.400.000 metrik ton (274.000.000 ton panjang) pada 1966.
Hingga pada tahun 2018 terdapat 18.174 transit dengan tonase tahunan bersih sekitar 1.139.630.000 metrik ton (1.121.163.000 ton panjang).
Jalur ini merupakan lintasan penting bagi pengiriman minyak dunia. Pertumbuhan besar dalam pengiriman minyak mentah dan produk minyak bumi dari Teluk Persia terjadi sejak tahun 1950 melalui Terusan ini.
Pada tahun 1913, jumlah lalu lintas minyak di terusan ini mencapai 295.700 metrik ton (291.000 long ton), sedangkan pada 1966 jumlahnya mencapai 168.700.000 metrik ton (166.000.000 ton panjang).
Raksasa Pelayaran Mundur
Reuters juga melaporkan setidaknya ada lima perusahaan transportasi peti kemas besar yang mempertimbangkan opsi menghindari Laut Merah sebagai buntut serangan Houthi di kawasan ini, di antaranya
- CMA CGM
Perusahaan asal Perancis ini mengumumkan menghentikan semua pengiriman kontainer melalui Laut Merah pada 16 Desember lalu.
- Hapag-Lloyd
Perusahaan pelayaran kontainer asal Jerman, Hapag Lloyd tengah mempertimbangkan akan menghentikan pelayaran melalui Laut Merah pada 15 Desember.
- P. Moller-Maersk
A.P. Moller-Maersk berbasis Denmark juga menghentikan semua pengiriman kontainer melalui Laut Merah sampai pemberitahuan lebih lanjut per 15 Desember kemarin. Sikap ini menyusul insiden yang melibatkan kapalnya, Maersk Gibraltar sehari sebelumnya. Kapal itu menjadi sasaran rudal saat melakukan perjalanan dari Salalah, Oman, ke Jeddah, Arab Saudi.
- MSC
Mediterranean Shipping Company (MSC), perusahaan pelayaran berbasis Swiss juga memberikan pernyataan kapal-kapalnya tidak akan transit melalui Terusan Suez, dan beberapa di antaranya sudah dialihkan melalui Cape of Good Hope per 16 Desember 2023, sehari setelah pasukan Houthi menembakkan dua rudal balistik ke kapal MSC Palatium III miliknya. Keputusan tersebut akan mengganggu jadwal pelayaran selama beberapa hari.
- OOCL
Orient Overseas Container Line (OOCL) berbasis di Hong Kongjuga mengumumkan menghentikan penerimaan kargo ke dan dari Israel sejak 16 Desember hingga pemberitahuan lebih lanjut karena masalah operasional. (ADF)